Kamis, 09 Juli 2020

Mengandalkan Kemurahan Tuhan

TEMA : MENGANDALKAN KEMURAHAN TUHAN

BACAAN : LUKAS 11 : 1-13

TUJUAN : JEMAAT MEYAKINI KASIH SETIA TUHAN YANG MEMAMPUKAN MENYELESAIKAN MASALAH DAN AGAR JEMAAT HIDUP DALAM RELASI YANG INTIM DENGAN TUHAN


sumber : https://pixabay.com/id/images/search/gambar%20ibadah%20di%20gereja/

        Salam sejahtera,

        Manusia hidup karena kemurahan Allah, bahkan hari ini kita dapat bersekutu Bersama adalah bagian dari kemurahan, kebaikan bahkan anugerah Allah dalam kehidupan kita.tapi yang jadi pertanyaan adalah, adakah diantara kita yang hidup mengandalkan kemurahan Tuhan ?ataukah kita masih hidup mengandalkan kemampuan diri sendiri?  Oleh karena itu Mari kita belajar Bersama….πŸ˜‰

       Sebagaimana Yohanes, Tuhan Yesus juga diminta oleh para muridNya untuk mengajarkan tentang hal berdoa (1).  Doa Bapa kami versi Lukas ini agak berbeda dengan versi Matius yang biasa diucapkan Bersama dalam kebaktian jemaat di Indonesia. Doa ini merupakan pola yang bisa kita ikuti dan juga kita dapat mempelajari pont-point penting dari dalamnya. Sementara yang melatarbelakangi permohonan para murid agar Yesus mengajar mereka berdoa adalah tindakan Yesus. Yesus berdoa.  Hal ini penting untuk kita perhatikan.  Ada apakah dengan kehidupan doa Yesus sehingga mereka terdorong untuk belajar doa dariNya ? tentu ada hal yang sangat menarik dari yang mereka lihat.  Hanya doa yang hidup dalam kemesraan hubungan terpancar hal yang mampu membuat orang lain tertarik untuk berdoa.  Doa tidak dapat dipelajari seperti orang yang belajar ilmu.  Doa juga bukan merupakan suatu metode yang dapat dikuasai melalui banyak latihan. Tetapi lebih dari pada itu doa adalah hubungan manusia dengan Allah yang bertumbuh makin mesra sehingga menjadi sesuatu yang hidup.  Itu sebabnya Yesus mengajar para muridNya agar memulai doa dengan menyapa Allah sebagai Bapa ( ayat 2 ). Penyebutan ini menunjukan pengakuan adanya hubungan yang erat dengan Allah yang Maha tinggi. Ini dimungkinkan karena adanya kelekatan orang percaya dengan Yesus sebagai anak manusia. Pengharapan akan datangnya kerajaan Bapa menyiratkan adanya pengakuan akan kekudusan dan kedaualatan Allah sebagai Raja. Didalamnya terkandung pernyataan kerinduan untuk memberlakukan apa yang dianut, yaitu hukum-hukum kerajaan Allah kemudian ada juga permohonan akan makanan atau tenang hal (jasmani) yang secukupnya, kesediaan Bapa untuk memenuhi kebutuhan umatNya dianalogikan dengan eksdiaan seseorang yang ternyata bersedia memenuhi permohonan sahabatnya yang tetap berani meminta bantuan padanya meskipun sudah larut malam ( 5-8), itu sebabnya lebih jauh Yesus mengajar mereka untuk senantiasa meminta mencari dan mengetok, Bapa pasti akan memberikan yang terbaik. Permohonan ini dibarengi dengan permohonan pengampunan dosa. Dosa merupakan pelanggaran terhadap perintah Allah dan berakibat putusnya relasi manusia dengan Alllah. Dosa dapat dihilangkan melalui penebusan hukuman atau pengampunan. Lalu ada permohonan untuk dijauhkan dari pencobaan, sebab ada banyak kemuingkinan yang dapat membuat manusia jatuh kedalam dosa sehingga hubungan dengan Tuhan menjadi rusak. Selain itu ada janji iman untuk ikut serta bdalam menegakan peraturan kerajaan Allah, yang secara konkrit dimulai dengan melakukan tindakan mengampuni orang lain yang bersalah kepadanya.😊

        Kemesraan hubungan antara Allah dan manusia membuat manusia diberi kesempatan untuk  meminta kepada Allah dalam doa. Dalam hal ini bayangkan , adakah diantara kita yang jika membutuhkan uang, dapat pergi kepasar  dan meminta kepada siapa saja yang tidak dikenal dengan mengatakan “bolehkah saya meminjam uangmu?” jelas tidak mungkin ada orang yang mau meminjamkan uangnya kepada orang yang tidak dikenalnya dengan baik ? namun jaminan Yesus luar biasa, Allah yang kita percayai adalah Allah yang mengenal kita lebih dari pengenalan seorang Bapa terhadap anaknya. Kita bukan orang asing yang tidak dikenal. Kita juga bukan sekedar tamu atau orang yang sekedar datang singgah sejenak. Kita sungguh adalah anak yang dikenal, disayang dan dipelihara dengan baik.  Bahkan Ia mendengarkan keluh eksah  dan kerinduan umatNya , sukacita, kesukaran dan pergumulan mereka. Ketika kita mengunjungi seorang yang telah lanjut usia dimana penglihatannya sudah berkurang sehingga ia tidak mengenal kita dengan baik, ia mengetahui kita hanya berdasarkan suara kita. Tentu saja berbeda dengan Bapa disorga, Ia bukan sekedar mengetahui suara dan nama kita, tetapi bahkan setiap pergumulan dan hal terbaik yang kita butuhkan. Relasi intim, kasih mesra antara Allah dan manusia hanya dapat terjalin jika kita mau membangun hubungan baik denganNya. Sehingga Allah akan senantiasa menyatakan kasih setiaNya bagi kita. AminπŸ˜‡


Tidak ada komentar:

Posting Komentar