Senin, 13 Juli 2020

Setia Mengikut Yesus

SETIA MENGIKUT YESUS

Baca: Kejadian 29:31-30:13
Tujuan  1. Jemaat memahami bahwa pertolongan Tuhan tepat
                 Pada waktunya
             2. jemaat siap mengahdapi berbagai bentuk
                 Penderitaan karena imannya pada Yesus   

Saudara-saudara yang terkasih,
Allah adalah kasih. Itu sebabnya kita yang dicipta menurut gambar dan rupa Allah sangat membutuhkan kasih. Kita akan merasa sangat menderita ketika kita merasa tidak dikasihi lagi.
Orang yang mengatakan bahwa ia mencintai orang lain belum tentu ia setia, tetapi orang yang setia menjadi bukti cintanya pada orang lain. Kesetiaan adalah kata yang sangat penting dalam Alkitab. dalam seluruh Alkitab kata setia muncul sebanyak 130 kali. Dalam perjanjian lama kata kasih muncul sebanyak 167 kali dan kesetiaan sebanyak 52 kali.  Sementara dalam kitab mazmur sendiri kata kasih setia muncul masing-masing sebanyak  110 kali dan kesetiaan sebanyank 28 kali. Sehingga dapat kita lihat pentingnya kesetiaan dalam pemahaman Alkitab. kata kasih atau kesetiaan sangat era hubungannya dengan kata kasih, dalam bahasa ibrani kasih diterjemaahkan menjadi khesed, yang didalam Alkitab diterjemahkan menjadi kasih setia. Sehingga sekali lagi dapat kita katakan bahwa kasih tidak bisa berdiri sendiri begitu saja tanpa kesetiaan. Artinya, tidak cukup kalau hanya mengatakan Aku sayang kamu, tanpa menunjukan kesetiaan pada orang yang disayaninya itu. Dalam Alkitab sendiri gambaran kesetiaan Allah pada manusia dituliskan dalam lukas yakni mengenai perumpamaan anak yang hilang. Namun saat ini kita akan melihat kesetiaan Lea terhadap Yakub, meski Yakuk tidak mencintainya.
Lea tahu bahwa Yakub mencintai Rahel dan bukan dirinya, tetapi Lea berharap bahwa setelah menikahi dia, suaminya akan mengasihinya. Kepedihan hati Lea yang tidak merasa dicintai terlihat dari nama anak-anaknya. Dengan kelahiran Ruben, Lea berharap suaminya akan mencintainya (29:32). Namun harapannya tidak terwujud hingga ia diberi anak kedua karena Tuhan mendengar bahwa ia tidak dicintai (33). Dengan kelahiran Lewi, Lea berharap bahwa suaminya akan menjadi lebih erat dengan dia (34). Ia bahkan melahirkan anak yang keempat dan bersyukur atas anak tersebut (35). Ini menandakan bahwa walaupun Lea kecewa karena tidak dicintai suami, ia tetap berusaha untuk mendapatkan kasih suaminya. Kita tahu harapan Lea sia-sia karena setelah Rahel meninggal pun Yakub hanya mengasihi Rahel dan kedua anaknya, Yusuf dan Benyamin.
Namun Lea bukanlah wanita yang tidak berbahagia. Tuhan terus memberkati dirinya dengan anak laki-laki. Ketika budaknya melahirkan anak yang kedua, ia memberikan nama Asyer yang berarti “Aku ini berbahagia!” (30:13). Mengapa Lea berbahagia? Karena ia memiliki Tuhan yang mengasihi dia melalui pemberian anak yang banyak. Lea seorang diri melahirkan 6 anak laki-laki bagi Yakub (30:17-20). Ini berarti sama banyaknya dengan semua jumlah anak laki-laki dari ketiga istri Yakub yang lain, Rahel, Bilha, dan Zilpa, yang masing-masing melahirkan 2 anak laki-laki.
Jika kita merasa kurang dikasihi oleh orang-orang di sekeliling kita, biarlah kita mendapatkan penghiburan dan kekuatan dari Tuhan yang secara khusus memperhatikan orang-orang yang kurang dikasihi. Orang yang kita harapkan mengasihi kita mungkin tidak akan pernah mengasihi kita, tetapi jangan putus asa karena kita memiliki Pribadi yang sangat mengasihi kita, yaitu Kristus yang telah mencipta dan menebus kita.

MENGASIHI YANG TIDAK DIKASIHI juga merupakan salah satu tantangan yang kita hadapi dalam mengikut Kristus.
alkitab menyaksikan  .. Di hampir setiap lembaran Alkitab kita bisa menemukan ungkapan-ungkapan kasih, salah satunya, yaitu dalam Matius 9:36 ”Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.”
Kasih yang diajarkan dalam Alkitab berbeda sekali dengan kasih yang kita kenal di dunia ini. Dunia hanya tahu untuk mengasihi keluarga, orang dekat atau orang yang berkenan di hati. Tetapi Alkitab mengajarkan sesuatu yang lebih lagi dari pada itu, yaitu mengasihi mereka yang tidak pantas untuk dikasihi.
Mengasihi orang yang tidak pantas dikasihi sudah dipraktekkan sendiri oleh Tuhan Yesus dimana Ia mampu mengasihi para pemungut cukai, pelacur dan orang kafir. Selain itu Yesus juga mau mengasihi pengkhianat-pengkhianat-Nya dan para pembunuh-Nya. Bukankah itu kasih yang besar yang tidak mungkin kita temukan di dunia ini? Dan yang jelas orang-orang tersebut merupakan perwakilan dari kita semua manusia yang berdosa.
Bila Yesus yang adalah Allah yang Kudus mau mengasihi kita manusia berdosa ini maka terlebih lagi kita dituntut untuk mampu mengasihi orang lain sekalipun mereka tidak pantas untuk dikasihi. Karena itu sekarang perhatikan sekitarmu, adakah tetanggamu, orang di tempat kerjamu, orang di gerejamu dan dimana pun itu, yang tidak layak untuk mendapat kasihmu? Jika ada, jangan tahan-tahan berikanlah kasihmu terhadap mereka. Merekalah sasaran yang sangat tepat dari kasihmu. Dan ingat nasehat Tuhan Yesus demikian: ”Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? ..... Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna” (Matius 5:46, 48).
Didalam kasih setia Tuhan nyatakan bagi manusia, Ia mampu untuk terus mengasihi manusia meski terkadang kita hidup dalam ketidaksetiaannya kepada Tuhan. Padhal Tuhan sendiri selalu setia memberi pertolongan tepat pada waktunya. Kita tidak setia bersekutu dengan Tuhan, bahkan kita tidak setia melakukan kehendakNya. Malah kita lebih sering setia pada hal-hal yang keliru, mohon maaf : dalam pemaknaan kata “setia kawan” sering kali kita terjerumus didalamnya, misalnya bolos berjamaah, tidak mengerjakan PR berjamaah, merokok dan minum berjamaah, atau menjauh dari persekutuan berjamaah Sebagai  manusia yang telah menerima keselamatan, mestinya kita lebih kritis dalam memaknai kata setia. Mengikut Yesus bukan berarti tanpa tantangan, bencana dan persoalan hidup tidak dapat kita jadikan sebagai tolak ukur untuk menghakimi orang lain, namun seharusnya dengana adanya penderitaan yang kita alamai akan semakin mendekatkan diri kita kepada Tuhan, karena itu setialah megikut Yesus Dia akan memberi pertolongan bagi kita tepat pada  waktunya. Amin.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar